ILMU LINGKUNGAN
A. Pengertian Ilmu Lingkungan
Ilmu ini mempelajari
tentang hubungan antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya.
Suatu ruang lingkup yang luas dan berkaitan antara berbagai macam ilmu, antara
lain sosiologi, Epidemiologi, kesehatan masyarakat, planologi, Geografi,
Ekonomi, Meteorologi, Hidrologi, bahkan pertanian, kehutanan, perikannan, dan
peternakan. Dengan adanya ilmu yang luas dan saling berkaitan ini dapat
mengatasi masalahyang menyangkut hubungan antara jasad hidup dengan
lingkungannya. Pada dasarnya, flagmentasi ilmu pengetahuan (sains) kedalam
ilmu-ilmu yang lain disebabkan karena:
1. Studi yang terlalu menjurus, dan mendalam;
2. Penelitian ilmiah dimasa lampau sering dipusatkan
pada kejadian yang sangat khas;
3. Pada penguraian situasi yang selalu
terpisah-pisah;
4. Pada gejala yang saling terikat antara satu
dengan yang lain.
Ilmu yang menyangkut
masalah lingkungan ke dalan kategori variable yang serupa, yaitu energi,
materi, ruang, waktu, dan keanekagaraman (deversitas).
Ilmu lingkungan juga
dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni dan ilmu terapan“. Karena ilmu
lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap mahluk hidup), menyangkut pula hubungan manusia dengan
lingkungannya. Adapun perbedaan antara ilmu murni dan ilmu terapan adalah oleh
batas yang terlalu dibuat-buat, yang bersifat tradisi belaka. Asas dan konsep ekologi
pada ilmu lingkungan dapat digunakan menanggulangi masalah dibidang keilmuan
yang lebih diterapkan.
B. Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu
lingkungan. Dalam ilmu lingkungan seperti halnya ekologi makluk hidup
(organisme) pada dasarnya di pelajari dalam unit populasi.populasi ialah
sekelompok individu-individu makhluk hidup yang sejenis yang hidup dalam suatu
lingkungan tertentu.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi, baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya. Ekologi merupakan cabang ilmu dari biologi
yang mempelajari tentang kehidupan. Kata “ekologi” (Ökologie) pertama kali
digunakan pada tahun 1866 oleh Ernst Haeckel seorang Ilmuwan berkebangsaan
Jerman. Para filsuf kuno dari Yunani (Hippocrates dan Aristoteles) telah
melakukan pencatatan dan observasi pertama kali pada sejarah alamiah dari tumbuhan
dan hewan. Ekologi tidak sama (sinonim) dengan lingkungan, paham lingkungan,
sejarah alam atau Ilmu lingkungan. Ekologi lebih dekat berhubungan dengan
fisiologi, biologi evolusi, genetic dan etologi. Seorang ahli ekologi berusaha
untuk menjelaskan tentang:
1. Proses
kehidupan dan adaptasi
2. Distribusi
dan kelimpahan organisme
3. Perpindahan
material dan energy pada komunitas hidup
4. Suksesi
perkembangan dari ekosistem
5. Kelimpahan
dan distribusi dari keanekaragaman hayati pada konteks lingkungan.
Ekologi merupakan ilmu manusia. Ada banyak aplikasi dari
ekologi seperti biologi konservasi, managemen lahan basah, managemen sumber
daya alam (pertanian, kehutanan dan perikanan), perencanaan kota (urban
ekologi), kesehatan masyarakat, ekonomi, ilmu dasar dan terapan dan interaksi
sosial manusia (ekologi manusia).
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Mahluk hidup pada
dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi adalah sekelompok
individu-individu mahluk hidup yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan
tertentu.
1.
Individu
Individu berasal dari bahasa latin, yaitu in =
tidak; dan divides = dapat dibagi. Individu ialah suatu satuan struktur yang
membangun suatu kehidupan dalam bentuk makhluk. Contoh: peristiwa yang sama
akan terlihat pada dunia hewan, misalnya voluox. Voluox merupakan hewan yang
bersel satu, hewan ini hidup berkelompok (berkoloni).
Banyak sedikitnya individu yang termasuk dalam satu
populasi bergantung pada potensi untuk berbiak saling antara individu yang satu
dengan individu yang lain. Kepadatan populasi ialah hubungan jumlah individu
tiap m3.
Perubahan
kepadatan populasi disebabkan oleh:
1.
Mortalitas (angka kematian)
2.
Natalitas (angka kelahiran)
3.
Imigrasi (perpindahan)
2.
Populasi
Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu
suatu spesies makhluk hidup yang sama. Contohnya, biawak (varanus salvator)
sejenis reptilian, dijumpai secara tersebar diseluruh kumpulan Indonesia.
Tentunya sangat sulit untuk menentukan populasi, karena adanya wilayah yang
terpisah-pisah. Cara menentukan batasan populasi yang lebih baikdidasarkan pada
pengaruh atau individu yang lain dalam suatu populasi. Oleh sebsb itu, populasi
dipandang sebagai system yang dinamis. Maka, populasi adalah kumpulan individu
sebuah spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak saling antarsatu individu
yang individu yang lain. Kepadatan populasi yang tinggi akan menimbulkan
persaingan atau kompetisi yang dapat menimbulkan 2 akibat, yaitu:
1.
Dalam jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi;
2.
Dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi.
Dalam
jangka waktu yang singkat, akibat dari ekologi berupa:
a. Kelahiran, kelangsungan hidup, dan pertumbuhan
populasi yang boleh jadi tertekan
b. Pemindahan (emigrasi) populasi yang mungkin
meningkat.
Efek
dari evolusi (persaingan yang dapat menyebabkan perubahan):
-
Adanya perebutan makanan (hukum alam)
-
Siapa yang menang, dialah yang meneruskan generasi.
Ada
dua factor yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu:
1. Faktor bergantung pada kepadatan populasi itu
sendiri (density-dependent factor)
2. Fakor yang tidak bergantung pada kepadatan
populasi (density-independent factor)
3.
Komunitas
Komunikasi adalah beberapa kelompok mkhluk hidup
bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan. Contoh populasi semut, kutu
daun, dan pohon tempat mereka tinggal membentuk suatu komunitas.
a. Perubahan
komunitas
Keadaan
komunitas di permukaan batuan berubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang
terjadi. Perubahan komunikasi yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang
terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu “komunitas
padat“. Komunitas padat ini disebut “komunitas klimaks“.
b. Pemungutan
hasil populasi
Ada
empat macam pengertian yang penting untuk diketahui sehubungan dengan
pemungutan hasil pelbagai bentuk populasi oleh manusia:
1. Biomassa
ialah berat total populasi
2. Hasil
bawaan (standing crop) ialah jumlah individu atau biomassa suatu populasi pada
waktu tertentu.
3. Produktivitas
ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam jangka
waktu tertentu
4. Hasil
panen ialah jumlah hasil yang dipungut pada suatu waktu panen bagi kepentingan
manusia.
Kombinasi komunitas dan menjalankan fungsi yang agak
berbeda. Komunitas antara habitat, tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies
dalam habitat itu, memberikan pengertian nicia (niche). Nicia digunakan untuk
meramal macam tumbuhan dan hewan yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas,
nicia juga dipakai untuk menaksirkan kepadatan dan fungsinya pada suatu
komunitas, serta menaksirkan kepadatan dan fungsinya pada suatu musim.
Margalef (1958) mengemukakan bahwa untuk menentukan
keanekaragaman itu dalam organisasi komunitas perlu dipelajari aspek
keanekaragamanitu dalam organisasi komunitasnya. Misalnya:
1. Mengalokasikan
individu populasinya ke dalam spesiesnya;
2. Menempatkan
spesies tersebut ke dalam habitat atau nicia-nya;
3. Menentukan
kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut;
4. Menempatkan
setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya.
4. Ekosistem
Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas
adalah ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah
ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi kimia melalui proses
fotosintesis dan seterusnya diolah dalam proses metabolism. Beberapa bagian
jaringan hidup yang dibentuk, seperti daun, buah, biji, dan umbi dapat dimakan
oleh herbivore.
Didalam tanah dijumpai dua jenis microba, yaitu
mikroba pembusuk dan mikroba pengurai. Tumbuhan yang dapat membentuk bahan
organic dari mineral dan energi matahari dengan proses fotosintesis merupakan
komponen produsen dalam ekosistem.
Derajat produksi dalam ekosistem dinyatakan dalam
satuan : berat atau kalori, karena berat makhluk kering kalau dibakar
menghasilkan panas ; persatuan luas (m2 untuk unit kecil, ha atau km2
untuk unit besar) persatuan waktu (hari atau tahun.
Disimpulkan bahwa dalam kehidupan di muka bumi ini,
makhluk hidup tidak dapat berdiri sendiri, bergantung satu dengan lainnya dan
lingkungan abiotik. Dalam ekosistem terjadi aliran energi dan siklus materi.
Ekosistem secara rinci dibedakan atas ekosistem darat dan ekosistem air.
Selanjutnya, dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem air asin.
C. Pengaruh Manusia terhadap Lingkungan
Manusia dengan
pengetahuannya mampu mengubah keadaan lingkungannya sehingga menguntungkan
dirinya. Pada zaman Neolitikum, kira-kira 12000 tahun yang lalu, nenek moyang
kita dari berburu kemudian memelihara hewan buruannya. Dari manusia pemburu
berubah menjadi manusia pemelihara. Dari manusia “nomadis“ berubah menjadi
menetap.
Dengan ilmu dan
teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar. Di lain
pihak, kemajuan dalam bidang kebudayaan telah pula menambah kebutuhan manusia.
1. Lingkungan Hidup yang diharapkan
Manusia
Setiap makhluk hidup menginginkan agar temapat
hidupnya memberikan keamanan dan menyenangkan. Suatu ekosistem mempunyai
stabilitas tertentu. Semakin besar keanekaragaman ekosistem, semakin besar
stabilitasnya. Walaupun hutan dikatakan mempunyai stabilitas yang tinggi, tetapi
kecil sekali memberikan daya dukung (carrying capacity) untuk keberlangsungan
cara hidup manusia. Yang dimaksud daya dukung ialah adanya unsure biotic dan
abiotik yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Energy tambahan kepada ekosistem
itu disebut subsidi energy, istilah ini dikemukakan oleh Adam (1971).
Harus diakui bahwa disatu pihak Tuhan telah
menciptakan seluruh alam dengan isinya untuk manusia, tetapi di lain pihak
manusia harus menciptakan agar lingkungan hidup memiliki daya dukung yang kuat.
Kelvin Lynch dalam bukunya site planning (1962)
mengingatkan bahwa suatu kota harus menyediakan cukup fasilitas yang berupa
perumahan, air, udara, cahaya, bebas dari gangguan kebisingan suara, dan tempat
untuk menampung kegiatan sehari-hari tanpa meninggalkan segi estetika
perkotaan. Penduduk yang padat pada suatu lingkungan hidup seringkali merusak
estetika lingkungan hidup itu.
Pada umumnya setiap negara memiliki suatu tempat
yang dijadikan kebanggaan Negara, tempat itu terkadang memiliki keindahan yang
luar biasa atau berupa benda-benda peninggalan yang tidak ada duanya di dunia
atau terdapat flora atau fauna yang khusus sehingga tempat itu perlu dirawat
dan dijaga kelestariannya. Tempat itu dinamakan Taman Nasional.
2. Macam sumber daya alam
Sumber daya alam digolongkan menjadi dua, yaitu:
sumber daya alam berupa makhluk hidup (sumber daya alam biotik) dan sumber daya
alam berupa tidak hidup (sumber daya alam abiotik). Sumber daya lam biotic
meliputi hewan liar maupun piaraan, hutan, dan tumbuhan lainnya. Sumber ini
mempunyai sifat dapat memperbarui diri, artinya dapat memperbanyak diri dengan
cara berkembang biak. Sember daya biotik sering pula dinamakan renewable
resources. Sumber daya lama abiotik tidak mempunyai kemampuan memperbanyak diri
atau bertambah banyak dan disebut non-renewable resources.
3. Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi lingkungan merupakan masalah besar bagi
kita yang meliputi: konservasi air, tanah, hutan, mineral, dan margasatwa.
Masalah utama dari penggunaan dan pengontrolan air antara lain:
1. Menyimpan air sampai kita gunakan;
2. Mengangkutnya sampai ke tempat manusia
memerlukannya;
3. Mencegah menumpuknya atau melenyapnya air pada
suatu tempat yang sangat membahayakan manusia dan makhluk lain.
.
4. Pertumbuhan Penduduk dan Sumber daya
alam
Penduduk bumi pada tahun 1975 diperkirakan berjumlah
3967 juta, tahun 1991 berjumlah 5 miliar, dan pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai 6253 juta jiwa. Pertambahan penduduk yang pesat itu sudah dapat
dipastikan akan meningkatkan keperluan sumber daya lam bagi manusia. Sampai
saat ini, hamper di seluruh bagian bumi telah banyak ditemukan sumber daya alam
mineraldan bahan tambang lainnya. Untung bagi suatu Negara yang mempunyi sumber
daya lam yang melimpah seperti minyak bumi, tembaga, bijih besi, nikel, mangan,
dan sebagainya. Beberapa sumber daya alam yang selama ini telah dapat
dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Sember daya alam tumbuhan dapat berupa
tumbuhan yang dibudidayakan seperti perkebunan, pertanian, ataupun tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan.
5. Macam Polusi dan Bahayanya
Polusi (pollutant) dapat digolongkan ke dalam dua
golongan, bersifat kuantitatif (quantitative pollutant) dan bersifat kualitatif
(qualitativepollutant). Substansi yang
secara ilmiah terdapat di alam lingkungan tetapi jumlahnya menjadi meningkat
karena adanya kegiatan manusia dinamakan polutan yang bersifat kuantitatif.
Sintesis yang dihasilkan oleh adanya kegiatan hidup manusia kita sebut pollutan
yang bersifat kualitatif.
a.
Polusi Udara
Polusi udara mempunyai sumber yang beranekaragam.
Dari kendaraan termotor dikeluarkan polutan ke udara dalam bentuk gas: karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida, belerang oksida, hidrokarbon, dan partikel
padar. Disamping itu, masih terdapat lagi sumber polutan udara, misalnya pabrik
besi baja, penyulingan minyak bumi, dan pabrik petrokimia. Menurut data yang diperoleh daripenelitian
menunjukan polusi udara telah banyak menimbulkan gangguan kesehatan manusia.
Mari kita teliti lebih lanjut mengenai polusi udara dan efeknya terhadap tubuh
manusia. Karbon monoksida dapat menyebabkan pekerjaan darah atau hemoglobin
terganggu. Fungsi hemoglobin yang ada pada butir darah merah untuk mengikat
oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh menjadi terganggu hemoglobin.
Akibatnya, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen yang sangat vital sehingga
jantung dan paru-paru akan bekaerja lebih keras lagi untuk memberikan oksigen.
Gas nitrogen oksida mempunyai pengaruh yang sama seperti gas karbon monoksida,
yaitu mempengaruhi kemampuan dalam mengikat dan mengangkut oksigen. Belerang
dioksida banyak menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan.
b.
Polusi Air dan Tanah
Polutan sebagai hasil kegiatan hidup manusia dapat
juga mencemarkan air dan tanah. Bila jumlah penduduk suatu Negara berkembag
maka, perindustrian pun berkembang sehingga masuklah banyak polutan ke system
perairan, antara lain adalah detergen, asam belerang, dan banyak lagi subtansi
kimia. Begitu pula dengan peningkatan produksi pertanian untuk mengimbangi pertumbuhan
penduduk, semakin banyak lagi polutan dihasilkan. Seperti pestisida, herbisida,
dan nitrat. Polutan air di dalam tanah karena polutan tertentu dapat
membinasakan mikroorganisme yang terdapat pada tanah dan perairan yang
sumbernya mempunyai peranan penting dari siklus materi pada suatu ekosistem.
Pestisida meliputi fungisida, herbisida, insektisida, fimigan, dan rodentisida.
Insektisida digolongkan menjadi dua golongan besar; hidrokarbon chloride
(chlorinate hydrocarbon), misalnya DDT, aldrin dan lain-lain, serta fosfor
organik seperti parathion, malathion, dan lain-lain. Sisa pestisida dalam tanah
dapat menimbulkan banyak masalah pertanian. Sisa-sisa pestisida terbesar
disebabkan oleh penyemprotan atau penggunaan langsung dari tanah. Bahaya-bahaya
utama dari sisa-sisa insektisida hidrokarbon chloride adalah bahaya terhadap
rantai makanan pada suatu ekosistem. DDT yang terdapat pada satu tahun,
misalnya, dihisap secara selektif oleh plankton yang akan dimakan oleh ikan
kecil yang akan dimakan oleh ikan yang lebih besar lagi. Konsentrasi ini sering
disebut sebagai biological magnification. Insektisida secara tidak langsung
dapat menimbulkan kanker. Terlebih dahulu jaringan rusak karena adanya timbunan
DDT yang banyak sehingga fungsi jaringan tidak baik lagi untuk menyaring bahan
penyebab kanker yang masuk melalui makanan. Susunan syaraf manusia dapat
terkena akibat adanya DDT dalam tubuh, yaitu di susunan saraf pusat. Gejala
yang mungkin dapat timbul sebagai kelelahan, gatal-gatal, kejang, dan sampai timbul
kelumpuhan. Jenis populasi yang dijumpai pada Negara yang sudah berkembang
maupun yang sedang berkembang maupun yang sedang berkembang ialah adanya bahan
plastik. Bila bahan tersebut dibuang begitu saja, ia tidak dapat terurai
sehingga akan mencemari perairan maupun tanah lingkungan hidup kita.
c. Polusi Suara
Kebisingan yang berlangsung sehari-hari terutama di kota besar, dengna berkembangnya teknologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun mendatang. Seperti halnya suhu, kuat lemahnya suara dapat diukur pula, yaitu dengan menggunakan satuan decibel (db). Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sampai dimana
pengaruh suara tadi terhadap organ tubuh manusia. Akibat yang dapat timbul
ialah hilangnya daya pendengaran secara permanen bila seorang mendengar suara
dengan kekuatan yang tinggi. Selama tahun 1968 dan 1969, telah dicatat bahwa
orang yang masuk rumah sakit jiwa di London lebih banyak dari daerah dekat
lapangan terbang Heathrow dibandingkan dengan daerah lainnya yang kurang
terganggu oleh suara bising pesawat terbang.
Judul: ILMU LINGKUNGAN
Ditulis Oleh Unknown
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih
0 comments:
Post a Comment