Model, Strategi,
Pendekatan, Metode, dan Teknik & Taktik
KONSEP
KONSEP PEMBELAJARAN
Ada banyak
sekali konsep pembelajaran yang diterapkan khususnya di Indonesia. Salah
satunya konsep pembelajaran konstekstual yang dipandang sebagai salah
satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran. Konsep pembelajaran yang
konstekstual ini merupakan pembelajaran aktif antara guru dan siswa. Dan di
dalam konsep pembelajaran konstekstual ada unsur-unsurnya. Untuk lebih jelasnya
sebagai berikut penjelasannya.
Constructivisme
Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari
abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan
sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk
akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki. Belajar berarti menyediakan
kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya.
Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahu-an, bukan
menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta
didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru,
menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang
efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.
Inquiry
Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik simpulan. Langkah-langkah inkuiri
dengan merumuskan masalah, melakukan observasi, analisis data, kemudian
mengomunikasikan hasilnya. Inquiri merupakan pembelajaran untuk dapat berpikir
nyata dan kritis dalam menyikapinya. Biasanya untuk inkuiri ini berbentuk kasus
untuk dianalisis berdasarkan teori yang ada.
Questioning
Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai
peserta didik; menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan
peserta didik. Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan
strategi belajar. Jika pertanyaan bagus maka akan memberikan rasa ingin tahu
kepada peserta didik.
Learning Community
Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif. Belajar dilakukan
dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi
berkembang.
Modelling
Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh
peserta didik seperti cara menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain.
Pemodelan ini dapat dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan
tokoh lain.
Reflection
Yaitu tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari.
Sehingga ada respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru.
Hasilnya nanti merupakan konstruksi pengetahuan yang baru. Bentuknya dapat
berupa kesan, catatan atau hasil karya yang dapat memberikan imbal balik.
Autentic
Assesment
Yaitu menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Hal iuni
berlangsung selama proses pembelajaran secara terintegras. Pada unsur ini dapat
dilakukan melalui berbagai cara yaitu test dan non-test. Alternative bentuk
yang dapat dilakukan kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal
Seorang ahli yang bernama Carl R Rogers (1951) mengajukan
konsep pembelajaran laian daripada konsep pembelajaran konstektual yaitu
“Student Centered Learning” yang intinya yaitu :
- Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya.
- Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan “self”nya.
- Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah tekanan.
- Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir.
Dari kedua konsep tersebut memang tidak ada yang
salah dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi kekeliruan adalah pada saat
prakteknya. Banyak pengajar yang mempraktekkan sesuka dirinya sehingga jika
dikatakan seorang pengajar itu hanya menggunakan satu konsep, itu merupakan
pernyataan yang salah. Banyak para pengajar yang menggunakan kombinasi berbagai
konsep. Hal ini agar menunjang pembelajaran yang baik dan agar bisa di mengerti
oleh siswanya dengan baik. Ketika seorang pengajar menggunakan konsep terdiri
hanya satu itupun sebenarnya tidak salah, karena banyak sekali pengajar yang
mengajar dengan konsep sama tetapi terjadi perbedaan di teknik-teknik
pembelajarannya. Maka haruslah dimengerti untuk konsep ini bebas dilakukan oleh
pengajar apakah mimilih satu atau dua konsep.
PRINSIP
PENGERTIAN PRINSIP PEMBELAJARAN
Prinsip
dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986
dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of
the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode
pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus
bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2)
prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan
bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Dengan
demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis,
petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran
bahasa dalam hal :
- Pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan.
- Pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya
- Guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan
- Siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya
- Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
SUMBER PRINSIP PEMBELAJARAN
Prinsip pembelajaran bersumber pada
teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan. Prinsip pembelajaran
bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan pembelajaran
bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa,
dan 4) teori psikologi.
FUNGSI PRINSIP PEMBELAJARAN
Istilah fungsi berasal dari bahasa
Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan,
kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran
adalah jabatan, kedudukan, atau kegiatam. Jadi, prinsip
pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan
bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori,
setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah yang harus
ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.
MACAM-MACAM PRINSIP PEMBELAJARAN
Prinsip pembelajaran dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus (lihat Supani,
dkk. 1997/1998).
1.
Prinsip umum, yaitu
prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran
di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di
antaranya sebagai berikut:
a.
Prinsip
motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang
dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan
sebagai motivator siswa dalam belajar.
b.
Prinsip
belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu,
apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman
langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus
melalui praktik berpidato.
c.
Prinsip
pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu
dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk
memecahkannya.
d.
Prinsip
perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki
perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang
keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan
pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
2.
Prinsip
khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya
berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa
Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus.
PENDEKATAN
PENGERTIAN PENDEKATAN
Istilah pendekatan berasal dari
bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di anataranya
diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach
lebih tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai
sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai
pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
FUNGSI
PENDEKATAN
Fungsi pendekatan bagi suatu
pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode
pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan
metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil dari
nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS
melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung.
Pendekatan komunikatif melahirkar metode komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori
bidang-bidang yang relevan, pendekatan lahir dari asumsi terhadap
bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir
dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi
terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang
dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul
pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi
terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa yang utama
adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.
PERBEDAAN PRINSIP DAN PENDEKATAN
Supaya tidak salah pengertian antara
prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran, berikut ini disajikan beberapa
perbedaan penting antara keduanya.
Prinsip
|
Pendekatan
|
Lahir dari teori-teori
|
Lahir dari asumsi-asumsi
|
Berperan sebagai kerangka teori metode pembelajaran.
|
Berperan sebagai ancangan atau pedoman langsung
metode pembelajaran.
|
Memberi pedoman kepada metode pem-belajaran
dalam banyak hal, seperti bahan, siswa, guru, proses belajar mengajar.
|
Memberi pedoman kepada metode pem-belajaran terutama
dalam hal proses belajar mengajar.
|
Hubungannya dengan metode (penyusunan metode
bersifat tak lagsung dalam bentuk saran).
|
Hubungannya dengan penyusunan metode bersifat
langsung dan menentukan wujud metode. Metode lahir dari pendekatan.
|
MACAM PENDEKATAN
Pendekatan, seperti halnya prinsip,
dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan umum dan pendekatan khusus.
a.
Pendekatan
Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi
di suatu sekolah program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum
antara lain:
1)
Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Pengajaran
ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
2)
Pendekatan
Keterampilan Proses
Pengajaran
ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan
keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).
3)
Pendekatan
Spiral
Pendekatan
ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus
meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi
lanjut.
4)
Pendekatan
Tujuan
Pengajarannya
dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional.
Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan
sebagainya.
b.
Pendekatan
khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi
tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa
contoh pendekatan khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa
misalnya:
1)
Pendekatan
komunikatif,
2)
Pendekatan
struktural,
3)
Pendekatan
Iisan
4)
Pendekatan
langsung,
5) Pendekatan
tak langsung,
6) Pendekatan
alamiah.
STRATEGI
PENGERTIAN STRATEGI
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga bagian
yaitu:
1)
Strategi Pengorganisasian
(Organizational Strategy)
Merupakan cara untuk
menata isi suatu bidang studi, da kegiatan ini berhubungan dengan tindakan
pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan diagram, format dan sejenisnya.
2)
Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)
Merupakan cara untuk
menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima serta merespon masukan
dari siswa.
3)
Strategi Pengolahan (Management
Strategy)
Merupakan cara untuk
menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R
David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery
learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran
dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual
dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation
achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008).
Contoh
dari strategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan
strategi active learning.
MODEL
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Istilah model pembelajaran sering
dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan kadang suatu model
pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran.
Sebenarnya model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna
pendekatan, strategi, metode, dan teknik.
Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar
secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe,
program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Hal ini sejalan dengan pendapat
Joyce (1992) “Earch model guides us as we design instruction to helf
students achieve various objectis” . Artinya, setiap model
mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce dan Weil
(1992:1) menyatakan “Models of teaching are really models of learning. As we
help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and
means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn”.
Artinya, model pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model
tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu,
model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas (Kardi dan Nur
2000:8). Hal ini sejalan dengan pendapat Arend (1997) “The term teaching model
refers to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax,
enviroment, and management system”. Artinya, model pembelajaran mengarah pada
suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya
(syntax), lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Arend (1997) memilih istilah model
pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah
model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan
teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi
yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik
mengawasi anak-anak.
Atas dasar pendapat di atas, model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam
pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar
(kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah
rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik,
menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang lagis.
FUNGSI MODEL PEMBELAJARAN
Fungsi model pembelajaran adalah
sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu,
pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan
dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran
tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
CIRI MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran mempunyai makna
yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik.
Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau rencana pembelajaran disebut
menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus, yaitu (a) rasional
teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya,
(b) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai), (c) tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan secara berhasil, dan (d) lingkungan belajar
yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur
dalam Trianto 2007).
Suatu model pembelajaran
akan memuat antara lain: (a) deskripsi lingkungan belajar, (b)
pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d) materi
pembelajaran (kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran.
MACAM MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya
(langkah-langkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya. Arends (1997)
menyebutkan enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru
dalam pembelajaran, yaitu: presentasi, pengajaran langsung (direct
instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran
berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas.
Ada banyak model pembelajaran yang
dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di antaranya sebagai berikut
(lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002).
a.
model pembelajaran kontekstual (CTL),
b.
model pembelajaran berdasarkan masalah,
c.
model pembelajaran konstruktivisme,
d.
model dengan pendekatan lingkungan,
e.
model pengajaran langsung,
f.
model pembelajarn terpadu, dan
g.
model pembelajaran interaktif.
CARA MEMILIH MODEL PEMBELAJARAN
Dalam pembelajarkan suatu materi
(tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik
dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus
disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model
pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi
pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan
belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan
(kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Hal itu sejalan dengan pemikiran
Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan
kelas. Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat
mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh 1) sifat dari
materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam pengajaran, 3) tingkat
kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5) lingkungan
belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.
Kualitas model pembelajaran dapat
dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu
apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful
learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir
kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai
tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar
kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat
hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik. Karena itu, setiap model memerlukan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran
yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan
informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak
kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek
kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan
siswa (Trianto 2007: 5-6).
TEKNIK
Bila kita hanya
mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru mengetaui penyampaian
pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang digunakan langsung
oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik. Teknik artinya
cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran
atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru
untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka
dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum
2004) saat itu.
Karena itu, teknik
bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan
pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang
mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru – murid itu adalah
teknik mengajar.
Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan
metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan
menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena
itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama
dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai
faktor.
Karena itu, teknik
pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu mencarai
akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik
pembelajaran di antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa,
sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain. Dalam percakapan sehari-hari kata
metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering
mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Kalau teknik
mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup
teknik.
Sebaliknya, kalau
sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama
sekali. Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini
dengan menampilkan perbedaannya sebagai berikut.
Metode Teknik
1.
Mencakup
semua tahap dalam proses belajar mengajar. Hanya tertuju kepada satu tahap proses belajar
mengajar, yaitu pada tahap pelaksanaan.
2.
Bersifat
prosedural (menggam-barkan prosedur langkah-langkah menyeluruh proses belajar
mengajar). Bersifat implementasional (meng-gambarkan pelaksanaan pengajaran di
kelas).
3.
Tidak
tampak, tidak bisa dide-teksi dengan jelas dengan melihat guru yang sedang
mengajar di kelas. Tampak pada saat melihat guru yang sedang mengajar di kelas.
4.
Ditunjukkan
untuk mencapai tujuan umum pengajaran (TIU/ TPU pada kurikulum sebelum 2004, KD
pada kurikulum setelah 2004). Ditujukan untuk mencapai tujuan khusus (TIK/TPK
pada kurikulum sebelum 2004, indikator untuk kurikulum setelah 2004) suatu
pertemuan.
5.
Jumlahnya
hanya satu (satu metode khusus) untuk satu bidang studi dalam satu program.
Jumlahnya sangat banyak untuk setiap pengajaran bidang studi dalam suatu
program.
6.
Metode
pengajaran (metode khusus) ditetapkan oleh kur-ikulum, guru tinggal
mengi-kutinya. Guru bebas memilih teknik asal cocok dan dapat mencapai tujuan
pengajaran bahan yang sedang diajarkannya.
Seperti halnya
prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
1.
Teknik
Umum (Teknik Umum Mengajar)
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat
digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum diantaranya sebagai berikut.
a.
Teknik
ceramah
b.
Teknik
tanya jawab
c.
Teknik
diskusi
d.
Teknik
ramu pendapat
e.
Teknik
pemberian tugas
f.
Teknik
latihan
g.
Teknik
inkuiri
h.
Teknik
demonstrasi
i.
Teknik
simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti
nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai
metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan,
metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik
ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau
kegiatan belajar mengajar.
2.
Teknik
Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
Teknik khusus adalah cara mengajarkan
(menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu.
Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak.
Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang keci!.
Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik
pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran
berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan
teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik
pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing
terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali
macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan
pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar,
misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah
metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejum!ah pendekatan dan
prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik
ini setiap saat divariasikan.
TAKTIK
Merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (art) .
Judul: Model, Strategi, Pendekatan, Metode, Teknik dan Taktik
Ditulis Oleh Unknown
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih
0 comments:
Post a Comment